Pinterest.com |
Inggrid:
"Mbak, nanti di pilgub pilih siapa?"
Latifah: "Belum tau nih, pokoknya ga yang
nomor 2."
Inggrid:
"Kenapa emang?"
Latifah:
"Karena ga seiman."
Inggrid:
"Ah kaya nikah aja harus yang seiman."
Latifah: "Iya dong, pemimpin itu orang
yang kedudukannya tinggi dalam islam. Kita diminta patuh sama Allah, sama
Rasul, lalu sama ulil ‘Amri atau pemimpin selama mereka ga menyimpang dari
aturan Allah. Kedudukannya di bawah rasul, makanya ga boleh sembarangan.."
Inggrid: "Kata siapa?"
Latifah:
"Kata Allah,.. Coba deh check Alqur’an surat An-Nisaa’ ayat
59."
Inggrid: "Lah, trus kalo mbak jadi orang
luar negeri gimana mau ikut pemilu? Kan calonnya non muslim semua? Masa golput?"
Latifah: "Itu kondisinya beda, ga
ada satupun yang muslim. Jadi pilih yang ga menentang islam, yang ngizinan kita
ibadah, yang ga memerangi kita. Perhatiin betul bibit bobotnya, baru deh pilih,
abis itu berserah ke Allah mau kaya gimana kedepannya."
Inggrid:
" Kalo gitu, berarti non muslim ga akan mungkin dong jadi pemimpin di Indonesia?"
Latifah: "Karena setiap muslim akan
memilih saudaranya yang seiman juga (?). Hmmm.. Entahlah, harusnya begitu kan. Tapi pertanyaan kamu itu kaya bilang, berarti
orang islam ga mungkin dong kalo ga sholat? Cumaa, tetap aja kan banyak kita
lihat orang yang mengaku muslim tapi ga sholat."
Inggrid:
"Hehehe.. aku juga sering bolong tuh sholatnya."
Latifah: "Nah!
Ketika seseorang atau ustadz
melarang kita memilih pemimpin non muslim, kita jangan menganggap mereka
melakukan hal yang salah, dianggap melanggar pancasila-lah atau intoleran.
Karena mereka semua cuma sedang berdakwah, sama kayak menyuruh kita sholat,
zakat, puasa, mereka ingin kita ingat akan perintah Allah. Ada beberapa ayat Alqur’an yang menjelaskan
tentang kepemimpinan dan salah satunya di Al-maidah ayat 51 itu.. Maha kuasa
Allah, justru lewat mulut non muslim, semua kita diingatkan, akibatnya buanyaaak
banget pengajian tentang tema-tema kepemimpinan, ustadz2 juga jadi tambah fokus
kesana dakwahnya, ke aqidah juga. Kalau pak Ahok ga ngomong gitu, mungkin kita semua juga
bakalan abai sama ayat al-qur’an itu."
Inggrid:
"Sampai-sampai ada 411 dan 212 ya mbak?"
Latifah : "Betul, sebuah sejarah yang
indah. Walau tak semua orang setuju." *sambil mata berkaca-kaca
Inggrid: "Tapi mbak, katanya kasus-kasus
itu banyak unsur politiknya. Ahok sendiri juga bilang ga ada niat untuk lecehin
agama islam. Dia kan juga udah minta maaf. Gimana tuh?"
Latifah: "Wah gak tau deh, apa niat asli
pak Ahok ngomong begitu, apa latar belakang dan segala macamnya, apa ada atau
ga ada hubungannya kasus ini dengan politik pun juga entahlah. Kita cuma bisa
nilai yang tampak luarnya aja. Aku udah lihat video lengkap yang diupload humas
pemprov DKI di kepulauan seribu, bukan sekali, tapi berkali-kali dan tetap aja,
sakit rasanya ketika beliau menyampaikan kalimat itu. Dan mengenai permintaan
maaf, bukankah meminta maaf itu ketika mengakui bahwa kita salah? Tapi kenapa
justru dipersidangan beliau merasa tidak bersalah? Berkali-kali beliau
meyakinkan bahwa ia akan menang dan tak pantas dihukum. Jadi untuk apa minta
maafnya? Kalo tangan ini yang ga sengaja kegores, tak apalah walau pelakunya ga
meminta maaf sekalipun. Namun ini kitab suci, aah.. tak akan mengerti lah bagi
orang yang memang tak mau mengerti."
Inggrid:
"Jadi tetap berharap pak Ahok dihukum nih? Biar ga bisa jadi gubernur, ya?"
Latifah: "Lebih tepatnya, berharap beliau
sadar kalau dia salah. Mengakui kesalahannya, tobat. Wajar manusia itu salah,
yang ga wajar itu manusia yang ga mengaku salah setelah meminta maaf. Teruus seandainya
beliau bukan seorang calon gubernur pun, aku akan tetap ikut 411 dan 212.
Timingnya aja yang begitu, jadinya riuh, banyak unsur politik dan dimanfaatkan
oleh orang-orang yang entah berantah. Termasuk, kalo pun ga ada kasus penodaan
agama pun, aku juga ga akan pilih Beliau."
Inggrid: "Eh btw Mbak, kita bahas Amerika
dikit yuk, masih ada hubungannya nih sama pak Ahok. Ituloh tentang Donald
Trumph yang melarang imigran dari negara muslim untuk masuk ke Amerika. Mbak
pasti ga setuju sama Trumph kan? Tapi Mbak, non muslim pun bahkan juga ada yang
ikut menolak kebijakan Trumph itu, ga Cuma di Amerika tapi di negara-negara
Eropa pun juga ikut menolak. Padahal muslim kan cuma minoritas di sana. Nah,
coba di Indo, non muslim justru dilarang ngapa-ngapain..!"
Latifah : "Serius non muslim dilarang
ngapa-ngapain? Non muslim menderita gitu hidup di Indo? Udahlah, non muslim
Indo itu kebanyakan kalangan kaya raya, bisa punya stasiun Tv, bisa bangun
gedung-gedung tinggi, malah orang terkaya di Indonesia itu non muslim. Jadi
sudahlah, jangan membicarakan hal yang justru bertolak belakang dengan fakta. Kalo ada non muslim yang menderita yaa itu bukan karena kita yang mayoritas, toh yang muslim pun juga ada kok yang hidupnya ga enak di Indonesia. Batas
hubungan antara muslim dan non-muslim itu sudah diajarkan dalam islam, kita
harus berbuat baik dalam masalah kehidupan dunia, memberi makan, membantunya
berobat, menjenguknya saat sakit, berjual beli, dan lainnya yang diperbolehkan.
Muslim itu tidak diajarkan untuk membenci manusianya, tapi membenci kekafiran.
Jadi jangan emosi kalo dibilang kafir, kan itu istilah untuk orang yang ga percaya
sama Allah SWT. Kalo non-muslim juga punya istilah tentang kita ya ga masalah,
itu kan keyakinan agama mereka jadi silahkan mereka meyakini ajaran mereka
tersebut. Ngapain harus benci sama orangnya? Lha aku aja suka beli bubur ayam
di Kampung Cina, abis enak sih, cicinya juga ramah, dan halal tentunya. Sama dengan kasus penistaan
agama Pak Ahok, yang jadi masalah itu bukan cina atau kristennya, tapi
ucapannya. Sejak lahir beliau hidup di Indo baik-baik aja kan? Itu buktinya
bisa jadi bupati, sampai Gubernur. Dan juga, kalo non-muslim memilih pak ahok
sebagai gubernur, silahkan, itu hak mereka, sangat wajar jika mereka memilih
Pak Ahok. Tapi yang muslim ini nih, muslim ini, yang kita seru untuk tidak
memilih Ahok. Alasanya cuma satu, karena apa yang mereka lakukan udah menyimpang dari ayat Allah.
Dan kewajiban kita ya sampai di sana, diajak, dido'ain, diingatkan setiap
waktu. Tapi kalo di bilik suara mereka tetap milih Ahok, maka itu urusan sendiri-sendiri nanti
sama yang di atas. Kita juga gitu kok, apapun yang sudah kita lakukan,
nanti juga bakalan dipertanggung jawabkan sama Allah."
Inggrid: "Tapi mbak, beliau emang keren
loh! Jakarta jadi cakep gitu, ekonomi maju, banyak taman-taman keren sekarang
mbak. Mimpinya aja menjadikan Jakarta kaya Singapure. Kapan lagi kita bisa semaju
itu, kan?"
Latifah: "Aku yakiiin banget beliau bisa
membuat jakarta seperti luar negeri. Lebih keren, asik gitu.. Tapiii, aku tu
punya alasan kedua kenapa ga milih beliau. Yaituu, karena kita punya mimpi yang
berbeda. Aku ga pernah berharap Indonesia bisa seperti Singapura atau bahkan
Amerika. Gedung-gedung tinggi, teknologi yang canggih, sistem pendidikan, atau
sistem pemerintahannya. Bukan itu yang aku mau. Aku ga bilang kita
sama sekali ga perlu mencontoh mereka, ya? Tapi jangan sampai aja luar negeri
itu jadi kiblat. Aku mau negara ini lebih bersih, sampai pemerintah ga perlu
lagi pusing mikirin masalah sampah karena rakyatnya udah sadar dengan sendirinya untuk
menjaga kebersihan, kesadaran itu muncul karena menyadari kebersihan itu bagian
dari iman. Aku mau negara ini dipenuhi manusia yang berjuang dengan jujur dan
bekerja keras untuk dirinya, keluarga, dan masyarakat sampai mereka saling
bermanfaat satu sama lain, demi mengejar derejat sebaik-baiknya manusia di
mataNya. Aku mau negara ini menjaga keramahannya, kebiasaan gotong royong di
RT/RW, juga kebiasaan mudah akrab sama sesama, bahkan bisa saling bercerita
tentang keluarga masing-masing meskipun baru pertama kali ketemu dan walaupun
dari daerah manapun atau agama apapun. Aku mau orang-orang kaya di negeri ini,
tak lagi sibuk memperkaya dirinya sendiri tapi menyalurkan kekayaanya untuk
memperkaya orang miskin, orang-orang yang kesulitan, karena sadar jika Allah
tak suka dengan kekikiran. Aku mau anak-anak muda di negeri ini bersemangat
untuk menuntut ilmu, tak lagi fokus kepada nilai, tak lagi takut dengan jauhnya
jarak yang harus ditempuh untuk sekolah, karena sadar jika orang yang berilmu
itu ditinggikan derjatnya disisi Allah. Aku mau orang-orang di negara ini,
dibiarkan memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing tanpa perlu merasa diperangi oleh siapapun, karena Allah juga yang menghendaki perbedaan kita. Aku ga
pernah berharap, pepohonan dan sawah-sawah itu berubah jadi gedung tinggi, tak
pernah bermimpi tak ada lagi manusia di negeri ini yang menjadi polisi karena
semuanya telah digantikan oleh robot yang canggih. Lampu-lampu yang berkerlap
kerlip itu, biarlah ia tetap jadi hiasan, bukan menjadi tujuan yang utama. Aku
mau Indonesia menjadi negara yang dirahmati Allah, diberkahi, dibaikkan masa
depannya. Kira-kira, dengan mimpi itu, Apa mungkin kutitipkan negeri ini kepada
orang yang tak percaya padaNya?"
Hujan
malam itu tambah deras. Untung saja, kami belum di usir dari toko. Inggrid hanya
tersenyum, entah karena jawabanku atau karena fikirannya sendiri.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Post a Comment